Warisan Hutang Presiden RI - Eunak Jamanku atau I want SBY Back?



Amuntai - Ketika berbicara Hutang Luar Negri perhitungan Paling tepat adalah dengan menggunakan Nilai US Dollar, karna jika menggunakan nilai tukar rupiah akan terus berubah setiap saat dan akhirnya bias antara hutang peninggalan jaman Presiden RI masing - masing, seperti yang beredar pada media online saat ini, karna itu akan lebih fair jika kita menggunakan perhitungan Hutang Berdasar US Dollar.

Setiap Kepala Negara di Indonesia bukan cuma menyelesaikan Utang Pemerintah sebelumnya, tetapi mereka juga menambah Utang Luar Negri baru. Inilah Akumulasi Utang warisan Masing masing Para kepala Negara di Indonesia sejak jaman Presiden Soekarno sampai Oktober 2014 jaman Presiden SBY berakhir, Yang mana dikonversi sesuai dengan Nilai Tukar Rupiah per Dollar Amerika pada saat Presiden RI ini habis masa jabatannya.

Utang Peninggalan Hindia Belanda USD 4 Milyar

1. Presiden SOEKARNO - Periode 1945 - 1966 (21 tahun).
Total Hutang USD 6,3 Milyar, bertambah 2,3 Milyar, penambahan setara  Rp. 1,5 Trilyun.
Kurs 1966 1 USD saat itu Rp. 250

2. Presiden SOEHARTO - Periode 1966 - 1998 (32 tahun).
Total Hutang USD 151 Milyar, (Pemerintah 78,6 dan Swasta 61,8 Milyar Dollar).
bertambah USD 144,7 Milyar penambahan setara Rp. 2.431 Trilyun.
Kurs 1998 1 USD saat itu Rp. 16.800

3. Presiden BJ HABIBIE - Periode 1998 - 1999 (21 bulan).
Total Hutang USD 148 Milyar, (Pemerintah 75,8 dan Swasta 72,3 Milyar Dollar)
Berkurang USD 36,7 pengurangan setara Rp. 329 Trilyun.
Kurs 1999 1 USD saat itu Rp. 8.970

4. Presiden ABDURRAHMAN WAHID – Periode 1999 - 2001 (21 bulan).
Total Hutang USD 139, (Pemerintah 75,1 dan Swasta 62,5 Milyar Dollar).
Berkurang USD 9 Milyar, pengurangan setara Rp. 100 Trilyun.
Kurs 2001 1 USD saat itu Rp. 11.125

5. Presiden MEGAWATI SOEKARNOPUTRI - Priode 2001 - 2004 (3,3 tahun).
Total Utang USD 141 Milyar. (Pemerintah 78,6 dan Swasta 61,8 Milyar Dollar).
Bertambah USD 2 Milyar, penambahan setara Rp. 17 Trilyun.
Kurs 2004 1 USD saat itu Rp. 8.878

6. Presiden SUSILO BAMBANG YUDHOYONO - Priode 2004 - 2014 (10 tahun.
Total Utang USD 294 Milyar, (Pemerintah  133,2 dan Swasta 161,3 Milyar Dollar).
Bertambah USD 153 Milyar, penambahan setara dgn Rp. 1.840 Trilyun.
Kurs 2014 1 USD saat itu Rp. 12.032

7. Presiden JOKO WIDODO ?

Momen momen penting dari hutang luar negri ini adalah  kasus BLBI pada jaman Presiden SOEHARTO.  
Penjualan Aset aset negara untuk membayar hutang dan bunga pada masa Presiden MEGAWATI SOEKARNO PUTRI. 
Walaupun terjadi pengurangan hutang luar negri pada jaman Presiden BJ HABIBIE dan ABDURRAHMAN WAHID, mereka tetap berHutang pada jamannya namun tidak signifikan. 
Misalkan Hutang luar negri sebesar USD 20 Milyar pada saat BJ Habibie menjabat. 

Terlihat penambahan Hutang Luar Negri cukup besar baik Pemerintah & Swasta terjadi pada jaman Presiden Soeharto dan SBY, Pada Jaman Pak Harto utang luar negri bertambah sebanyak USD 144.7 Milyar. 
Yang menarik pada jaman SBY adalah kita terbebas dari hutang IMF yg membelenggu Ruang gerak ekonomi kita sebesar USD 9.1 Milyar, walaupun begitu ternyata pak SBY menambah warisan utang luar negri Indonesia dijamannya sebesar USD 153 Milyar, dan salah satu yang diperdebatkan saat itu adalah hutang untuk membiayai subsidi BBM, BLT yang sifatnya Konsumtif bukan Produktif.

Beban Hutang luar negri Indonesia pada akhir SBY menjabat oktober 2014 adalah sebesar USD 294 atau setara Rp 4.116 Trilyun asumsi 1 USD Rp 14.000. 

Tentu kita tidak bisa Anti Hutang, disaat kebutuhan Pemerintah yang sangat banyak dalam program untuk mensejahterakan masyarakat baik melaui Program Pusat maupun Daerah, dihadapkan pada keterbatasan APBN (Korupsi dan kesadaran membayar Pajak masyarakat yang masih rendah), terakhir baru saja dikeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid I & II Presiden Jokowi yang banyak melakukan Pengurangan (insentif) Pajak yang tentunya akan mengurangi sisi Pendapatan Negara.  
Walaupun begitu hutang luar negri yang cukup besar saat ini sudah menjadi lampu kuning buat kita dan Jika pemerintah Jokowi saat ini menambah hutang lagi dalam jumlah yg besar tentu wajib kita kritisi. Apakah untuk kegiatan Produktif atau hanya Konsumtif.

Jadi apakah Istilah Uenak Jamanku atau I Want SBY back masih kita impikan? TENANG dipermukaan namun RAPUH didalam. (Reza Khumaini)

Data diolah dari berbagai sumber, data utama diambil dari data resmi pemerintah (portal data indonesia).

0 Comments:

Posting Komentar